You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Meski Pandemi Covid 19 sudah ‘berakhir’, artinya sudah berkurang, tapi kecenderungan pembelajaran jarak jauh, dus pembelajaran tanpa tatap muka mulai ‘dilanggengkan’. Apalagi dengan konsep baru: Merdeka Belajar; Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan sederet warna baru dalam pembelajaran. Di sini guru mulai membincangkan pendapatnya tentang itu semua. Tulisan ini menarik dibaca, dan mencerahkan.
Tidak sedikit pemikiran brilian dari pelaku kegiatan yang tidak diakomodir oleh penentu kebijakan. Salah satu contoh di antaranya, pemikiran-pemikiran dari pelaku pendidikan yang ada di garda terdepan: guru. Mereka memiliki banyak pengalaman dalam mengelola pembelajaran, dan dari pengalaman itu menjadi pemikiran yang brilian. Artikel dalam kumpulan ini menarik dicermati, dari sekian banyak pemikiran, sisa pemikiran-pemikiran guru perlu ditimang, dipertimbangkan, dan dibawa ke meja diskusi dan seminar. Menarik dibaca, dan mencerahkan.
Ada banyak persoalan—semestinya—yang dihadapi guru-guru PK-PLK: menghadapi siswa yang tidak layaknya anak-anak sekolh di sekolah normal, dan masyarakat yang kadang kurang ramah atau peduli memperlakukan siswa disabilitas, dsb. Di sini oleh guru-guru PK-PLK ditumpahkan semuanya dalam bentuk esai. Ada 100 esai dengan persoalan yang beragam, yang dihadapi guru-guru PK-PLK, baik di sekolah maupun di tengah masyarakatnya. Keluih-kesah mereka menarik disimak, bahkan dibawa ke meja-meja diskusi dan seminar.
Senyum Dian mulai merekah. Ia sudah move on dari suaminya. Dalam pikirannya sudah terlintas, itu bagian masa lalu yang tak perlu dikenang kembali. Sementara, keterangan dokter tentang kesehatan ibunya lamat-lamat membuka mata batinnya, Aku masih punya ibu. Orang yang sangat aku cintai di muka bumi ini, batinnya. Itulah salah satu tema cerita yang diangkat dalam antologi fiksi kali ini. Menarik, sedih, dan sering membuat penasaran pembacanya.
Ada celoteh sekelompok orang ketika menilai kemampuan spesial yang dimiliki guru: “Sarjana apapun bisa jadi camat, tapi tak bisa serta-merta jadi guru!”—menunjukkan bahwa guru adalah profesi, bukan pekerjaan biasa yang bisa ditiru oleh siapa saja. Guru, sebagaimana layaknya dokter: memerlukan keprofesiaan tertrentu, sebab ia mengemban SDM, dan tentu mempersiapkan generasi masa depan bangsa. Kesalahan pembelajaran, atau didaktik-metodik yang digunakan guru, dampaknya tidak serta-merta diketahui hari ini, bulan depan atau tahun depan: tapi sepuluh atau dua puluh tahun mendatang, dan jika itu salah, negara yang menjadi korban. Maka, guru di mana pun selalu menjadi manajer, dalam sebuah kegiatan fisik, atau psikhis. Buku ini membicarakan masalah tersebut.
Ketika guru tidak disibukkan bertatap muka dengan siswa, maka kesempatan berkreasi di luar kelas semakin terbuka lebar. Di luar sana, guru menulis buku; berkiprah dalam hjualan online; meramu jamu, sampai dengan mengajak perempuan sekampung untuk ikut berkreasi dalam sebuah kerajinan yang menghasilkan uang, setidaknya meringankan beban ekonomi keluarga. Dalam buku ini, banyak dikisahkan kegiatan guru di luar kelas sana. Menarik dibaca, dan inspiratif.
Carut-marutnya pengelolaan pendidikan, tentu di antaranya disebabkan pengelolaan birokrasi pendidikan yang amburadul. Ini berlaku bukan hanya dalam ranah birokrasi, tapi juga pada pengelolaan dunia persekolahan. Tapi yang umum, untuk menata pengelolaan pendidikan agar lebih baik, semua itu harus dimulai dari penataan birokrasi. Guru-guru SMA mengupas masalah itu dengan sebuah kalimat tanya yang menarik: Mereformasi Birokrasi Pendidikan, Mungkinkah? Esai ini menarik dibaca, direnungkan, bahkan diskusinya bisa diperpanjang lagi.
Sukma cinta itu (hanya) dua: kalau tak bersahaja, ya sebaliknya, bersahaja. Tapi umumnya yang dikeluhkan karena cinta yang tak bersahaja. Inui tema yang umum, cerita pendek yang ditulis oleh guru-guru SMA/SMK/PK-PLK. Mereka mengeluh dalam cinta, sebab ketika cinta sering menyayat hati,meski dalam fisik tak tampak. Itulah tema yang menarik, yang ditulis oleh guru-guru di Provinsi Jawa Timur ini. Menarik dibaca, dan kadang mengundang penasaran.
This practical guide is for teachers who wish to undertake research in their classrooms with a view to improving their practice. It will enable teachers to enhance their own or their colleagues' teaching and to test educational theory.
Includes chapters on Oneida, Neal Dow, Timothy Shay Arthur, Frances Willard, Carry Nation, Populism, Henry George, Lucy Stone, Bloomers, Noble Order of Knights, Coxey's Army, Eugene Debs, Wobblies, among others.