You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Jika guru SMA/SMK/PKLK yang menulis cerita, maka ceritanya pun jauh berbeda dengan cerita kebanyakan. banyak keluh kesah yang termuat di dalmnya, dan jadilah "menjemput Takdir". Ditulis oleh guru-guru SMA/SMK/PKLK se-Jatim.
Ketika guru BK menulis esai (artikel), maka yang muncul di kepalanya adalah persoalan-persoalan anak di sekolah. Dari persoalan rokok, yang berjudul “Maraknya Anak Merokok di Sekolah” sampai dengan prersoalan guru sendiri dalam esai berjudul “Dilema Guru Zaman Now”—ditulis oleh 50 orang guru BK di semua jenjang SMA-SMK-PKLK. Tulisan itu menarik, seharusnya menjadi perhatian dan kajian penentu kebijakan lebih lanjut. Laakj dibaca oleh guru dan masyarakat umum.
Ada banyak pengalaman bagi guru ketika di sekolah (kelas), di masyarakat, dan setidaknya ketika berhadapan dengan siswa-siswanya. Pengalaman itu dituangkan dalam bentuk tulisan yang menarik: penuh iba, perjuangan, tantangan, dan sederet persoalan, yang kadang menggelikan, menarik, dan membosankan. Artikel ini merupakan sejenis pemikiran guru ketika berhadapan dengan persoalan itu. Menarik dibaca, dan layak dimiliki.
Ada celoteh sekelompok orang ketika menilai kemampuan spesial yang dimiliki guru: “Sarjana apapun bisa jadi camat, tapi tak bisa serta-merta jadi guru!”—menunjukkan bahwa guru adalah profesi, bukan pekerjaan biasa yang bisa ditiru oleh siapa saja. Guru, sebagaimana layaknya dokter: memerlukan keprofesiaan tertrentu, sebab ia mengemban SDM, dan tentu mempersiapkan generasi masa depan bangsa. Kesalahan pembelajaran, atau didaktik-metodik yang digunakan guru, dampaknya tidak serta-merta diketahui hari ini, bulan depan atau tahun depan: tapi sepuluh atau dua puluh tahun mendatang, dan jika itu salah, negara yang menjadi korban. Maka, guru di mana pun selalu menjadi manajer, dalam sebuah kegiatan fisik, atau psikhis. Buku ini membicarakan masalah tersebut.
Realita yang ada di sekolah di-‘potret’ di sini, menjadi pemikiran tertulis yang menarik didiskusikan lebih lanjut. Dari soal “perilaku anak yang nerokok” terhadap prstasi belajar anak itu sendiri, sampai dengan perkemahan, sebagai media pendidikan karakter di sekolah. Ditulis oleh 54 orang guru, yang setiap orang tersebut melahirkan pemikiran tentang masa depan anak, danb pembelajaran. Menarik dibaca oleh guru, orang tua, dan masyarakat luas, agar (tentunya) ikut memikirkan suasana di sekolah, karakter anak dan perkembangan pembelajaran.
Ketika guru tidak disibukkan bertatap muka dengan siswa, maka kesempatan berkreasi di luar kelas semakin terbuka lebar. Di luar sana, guru menulis buku; berkiprah dalam hjualan online; meramu jamu, sampai dengan mengajak perempuan sekampung untuk ikut berkreasi dalam sebuah kerajinan yang menghasilkan uang, setidaknya meringankan beban ekonomi keluarga. Dalam buku ini, banyak dikisahkan kegiatan guru di luar kelas sana. Menarik dibaca, dan inspiratif.
Meski Pandemi Covid 19 sudah ‘berakhir’, artinya sudah berkurang, tapi kecenderungan pembelajaran jarak jauh, dus pembelajaran tanpa tatap muka mulai ‘dilanggengkan’. Apalagi dengan konsep baru: Merdeka Belajar; Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan sederet warna baru dalam pembelajaran. Di sini guru mulai membincangkan pendapatnya tentang itu semua. Tulisan ini menarik dibaca, dan mencerahkan.
Persoalan generasi muda adalah persoalan kita bersama. Akan tetapi jika generasi muda itu masih duduk di bangku sekolah, guru yang ‘paling’ pusing memikirkan ‘nasib’ dan kehidupannya, kini. Itulah esai yang ditampilkan kali ini: dari kebut-kebutan dalam berlalu lintas yang berjudul “Kebut-kebutan Penjemput ajal” sampai dengan persiapan menjadi isteri bagi siswa-siswa sekolah jika kawin nanti yang ditulis berjudul “Pentingnya Motivasi suami untuk Karier Isteri” dibahas tuntas dalam kumpulan esai ini. Ditulis oleh 48 orang guru dengan jumlah naskah sejumlah itu juga (48). Menarik dibaca, dicermati, dan didiskusikan lebih jauh isi kumpulan ini
Sebagaimana kita sadari, menulis adalah bagian penting dari kegiatan literasi. Dari kegiatan menulis—tentunya dimulai dari membaca—lahir konsep dan pemikiran yang terus mewarnai sudut-sudut kehidupan. Termasuk di dalamnya menulis artikel (esai) berupa pemikiran, atau cerita yang merupakan refleksi dari sisi-sisi kehidupan di negeri ini. Ada liku laku menarik dari sudut-sudut kehidupan di berbagai ruang, yang bersahaja atau milineal, di kids zaman now atau masa lampau yang tentu menarik dicerna. Dan antologi dalam buku ini yang akan menjawabnya dari sisi kehidupan kini, atau lampau. Maka, ini sebuah kebangkitan guru menulis di Jawa Timur. Lahirlah "Munajad Cinta", kumpulan cerita yang mengisahkan banyak hal, dan yang terbanyak persoalan rumah tangga, dan persoalan hati. Menarik dibaca, ditulis oleh guru-guru SMK se-Jawa Timur, peserta 'Bimbingan Teknis Penulisan Fiksi dan Nonfiksi'.