You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
BROKIS! merupakan kumpulan kisah nyata, jurnal kehidupan seorang anak muda bernama Hayu. Kata "brokis" diambil dari bahasa prokem atau premannya "brengsek". Ditulis dengan gaya komedi, secara garis besar buku ini merupakan perwujudan dari pertanyaan: sudah sebrokis apa gue selama ini?
“He eh, terus?” tanya gue nyimak. “Gue perhatiin kan supir travel-nya nih, kayak yang udah ngantuk. Gue lihatin terus… lama-lama dia ngambil bantal, ditaruh di bahu kanan buat nyender, rilek banget. Gue mikir wah gawat nih kalau abangnya ketiduran. Jadi nggak bisa tidur gue. Udah gitu, makin lama, makin lama, eh, kaki kirinya dinaikin ke atas, naik ke jok, kayak gini nih!” kata Jawir sambil nyontohin duduk ala makan di warteg. “Lah? Itu gimana nginjek koplingnya?!” gue makin geli sendiri denger ceritanya. “Nah, makanya. Kagak diinjek berarti. Gas teruuus! Hahaha! Parah banget!” SENDOKIR! adalah catatan seorang mahasiswa gaoel abiez yang memberikan suasana baru dalam dunia p...
Alviandi Pranata Penulis : vayuningtyasn Ukuran : 14 x 21 cm No. QRCBN : 62-39-9997-6 Terbit : Agustus 2021 www.guepedia.com Sinopsis : "Menurut kamu, theater dan akting itu apa?" Alviandi Pranata, sosok cowok yang terkenal sebagai most wanted di sekolahnya. Sosok yang dikenal sebagai maniak cinta itu sifatnya kontradiktif. Terkadang dia bisa sangat cuek atau bisa sangat peduli. Berbakat dalam bidang akting dan musik membuat cowok itu semakin terlihat menarik. Perfect life! Berparas tampan, berbakat dalam bidang seni dan berasal dari keluarga kaya raya. Tanpa banyak orang ketahui, dibalik sosoknya yang terlihat mendekati sempurna, ada kisah hidupnya yang abu-abu. Semua terhalang oleh dinding transparan yang membatasi siapapun untuk masuk dan mengetahui lebih jauh tentangnya. Novel ini mengisahkan tentang masa sekolah, hobi yang menjadi rutinitas sekaligus obat dari segala hal, percintaan, pelajaran kehidupan yang dipandang dari sisi lain, dan persahabatan dua manusia yang terkena kutukan. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
description not available right now.
DISADARI atau tidak, ternyata para pujangga Jawa atau para leluhur orang Jawa dulu banyak mewariskan nilai-nilai falsafah mengenai kepribadian dan kepemimpinan kepada anak cucunya. Nilai-nilai falsafah kepribadian dan kepemimpinan tersebut merupakan ajaran Kejawen (budaya Jawa) yang disebar-luaskan melalui sesanti (nasihat bijak), paribasan (peribahasa), saloka (perumpamaan), atau butiran-butiran mutiara kearifan lokal Jawa, bahkan melalui seni pedhalangan (pewayangan), tembang Macapat (lagu atau tembang Jawa) dan sebagainya. Meski terkesan primordial atau bersifat kesukuan, tetapi nilai-nilai kearifan lokal Kejawen (budaya Jawa) tersebut bersifat universal. Jadi, meskipun penulis mengungkap dan menggali nilai-nilai kearifan lokal Jawa terutama menyangkut kepribadian dan kepemimpinan Jawa, nilai-nilai tersebut bisa digunakan dan diterapkan oleh siapa pun. Bukan hanya oleh orang Jawa saja, tapi siapa pun bisa mengaplikasikannya. Sekali lagi oleh karena nilai-nilai budaya Jawa bersifat universal dan bersifat baik tentunya.
Literary criticism on Bharata Yudha, an Old Javanese version of final battle depicted in the Mahabarata.
The twentieth century has spawned a great interest in Indonesian music, and now books, articles, and manuscripts can be found that expound exclusively about karawitan (the combined vocal and instrumental music of the gamelan). Scholar Judith Becker has culled several key sources on karawitan into three volumes and has translated them for the benefit of the Western student of the gamelan tradition. The texts in her collection were written over a forty-five-year time period (ca 1930–1975) and include articles by Martopangrawit, Sumarsam, Sastrapustaka, Gitosaprodjo, Sindoesawarno, Poerbapangrawit, Probohardjono, Warsadiningrat, Purbodiningrat, Poerbatjaraka, and Paku Buwana X. The final volume also contains a glossary of technical terms, an appendix of the Javanese cipher notations (titilaras kepatihan), a biographical listing, and an index to the musical pieces (Gendhing).