You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This book provides new data and perspectives on the development of 'world religion' in post-colonial societies through an analysis of the development of 'Hinduism' in various parts of Indonesia from the early twentieth century to the present. This development has been largely driven by the religious and cultural policy of the Indonesian central government, although the process began during the colonial period as an indigenous response to the introduction of modernity.
This volume presents analyses on the theory and practice of economic development in rural and urban communities around the world. The 13 contributions cover topics including market systems; agricultural knowledge; modernization; population growth; conservation strategies; participatory, culturally sustainable, and urban development; globalization and privatization; tourism; and financial markets. Of interest for comparative research in the fields of anthropology, development, agricultural research, geography, and the environment. Edited by Cohen (anthropology, Pennsylvania State U.) and Dannhauser (anthropology, Texas A & M U.), who are also contributors. Annotation copyrighted by Book News, Inc., Portland, OR
This book is an examination of the music of the Balinese gendér wayang, the quartet of metallophones - gendér - that accompanies the Balinese shadow puppet play - wayang kulit. The book focuses on processes of musical variation, the main means of creating new music in this genre, and the implications of these processes for the social and historical study of Balinese music, musical aesthetics, concepts of creativity and compositional methods. Dr Nick Gray tackles a number of core ethnomusicological concerns in a new way, including the relationship between composition and improvisation, and also highlights issues specific to Balinese music, including the importance of flexibility in performance, an aspect that has been largely ignored by scholars. Gray thus breaks new ground both in the study of issues relating to improvisation and composition and in Balinese music studies.
This is an open access book. International Conference on Law, Governance and Social Justice is organized by Faculty of Law, Universitas Jenderal Soedirman. The conference provides a forum for scholars, researchers and prationers to share their ideas, results of researchs and experiences in dealing with recent issues on the challenges of law, governance and social justice.
Lontar Tutur Parakriya menguraikan tentang percakapan antara Bhatara Iswara (Siwa) kepada Bhatara Kumara. Diawali permintaan dari Bhatari Uma agar Sang Hyang Kumara berkenan menanyakan kepada Bhatara Iswara tentang ajaran yang mengantarkan sesorang menuju moksa. Selanjutnya Bhatara Kumara bertanya mengenai asal mula kejadian yang dinyatakan bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari Tuhan Yang Maha Esa yang diistilahkan dengan niskala. Dari keadaan niskala kemudian timbul sesuatu yang berwujud namun tanpa ukuran sehingga disebut matra. Dari matra tersebut kemudian menyusul berturut-turut nada, bindu dan ardhacandra yang kemudian menimbulkan pusat keadaan yang disebut dengan wiswa. Penelitian yang dilakukan oleh penulis buku ini mengungkap ajaran-ajaran moral dan etika kehinduan dalam teks Tutur Parakriya. Meskipun teks ini dibuat pada awal abad kedua puluh, tampaknya ada referensi dari sumber-sumber yang lebih tua. Meskipun demikian, ajaran etika dasar dalam teks Tutur Parakriya adalah langkah awal menuju keinsafan diri.
Kerinduan terhadap drama gong sebagai salah satu jenis seni pertunjukan Bali yang sempat menjadi primadona di seluruh pelosok Pulau Dewata ini mulai terobati dengan munculnya inovasi-inovasi yang dilakukan oleh beberapa seniman. Drama Gong yang saat ini jarang disaksikan dalam ritus keagamaan hingga acara seremonial formal dapat disaksikan dengan metode yang berbeda. Masuknya pengaruh digitalisasi juga merambah pada drama berbahasa Bali yang sarat akan pesan dan nilai moral ini. Buku ini hadir untuk menyebarluaskan perihal bentuk Drama Gong pada Era Digital serta apa saja inovasi yang dilakukan. Nantinya diharapkan mampu menjadi stimulus bagi seniman-seniman khususnya seniman Drama Gong dalam berkarya.
Mempelajari kosmologi dari sisi spiritual memiliki tujuan berbeda dengan kosmologi dalam ranah sains. Meskipun terdapat berbagai elemen yang sama dengan sains modern, tujuan mempelajari kosmologi dari sisi rohani (spiritual) adalah untuk mempertajam daya beda manusia bahwa ia sesungguhnya berbeda dengan alam. Meskipun tubuhnya tersusun atas unsur-unsur alam, tubuh itu tidak akan dapat hidup tanpa sentuhan unsur rohani (spiritual). Karena itu, kosmologi spiritual Hindu tergolong dalam ilmu samkhya, yakni ilmu pengetahuan esoterik yang khusus membahas mengenai perbedaan unsur-unsur materi dan spiritual. Samkhya adalah ilmu dasar bagi siapa pun yang serius ingin mencapai pembebasan dari penderitaan di alam fana ini.