You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Tugas utama perutusan Gereja adalah mewartakan. “…pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:19-20). Perintah Kristus ini menjadi dasar perutusan Gereja dalam karya katekese. “Mewartakan Injil adalah rahmatdan panggilan khas Gereja, merupakan identitasnya yang terdalam“ (EN 14). Gereja Indonesia telah mencatat sejarah perkembangan katekese sejak tahun 1975 dengan Pertemuan Komisi Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia (PKKI) pertama hingga mencapai PKKI XI (2016), dari mencari arah katekese di Indonesia sampai kepada Katekese Keluarga...
Supaya dapat secara relevan membantu umat mendewasakan imannya di tengah-tengah kenyataan dan tantangan zaman yang terus bergerak dengan sangat cepat, katekese tidak bisa tidak harus selalu diperbarui. Gereja meyakini bahwa pembaruan praksis katekese merupakan anugerah dan karya Roh Kudus. Karena itu, harus ditanggapi dengan sikap iman dan jiwa besar. Perlu juga ditegaskan bahwa hanya dalam persekutuan mesra dan mendalam dengan pribadi Yesus Kristus, para katekis bersama umat akan berhasil memperbarui katekese. Kumpulan artikel pada buku “Tren Katekese pada Zaman Sekarang” ditulis oleh orang muda, yakni para mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik, yang saat ini sebagian besar sudah alumn...
Bunga rampai ini merupakan hasil Extension Course yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik (Prodi Pendikkat) Universitas Sanata Dharma berjudul “Formasio Katekis pada Era (Gereja) Digital: Studi Dokumen Petunjuk untuk Katekese 2020 dan Kontekstualisasinya bagi Gereja Indonesia” yang berlangsung pada 2021. Di sini Petunjuk untuk Katekese 2020 (PK 2020) dan Kontekstualisasinya bagi Gereja Indonesia dikupas secara mendalam dan komprehensif. Bunga Rampai ini memuat beberapa artikel antara lain “Petunjuk untuk Katekese (2020): kontinuitas dan diskontinuitas dengan Pedoman Umum untuk Katekese (1997),” oleh Heryatno Wono Wulung, SJ; “Kembali ke Kerygma: Mengangkat R...
Pertemuan Komisi Kateketik Regio Jawa yang diselenggarakan di Keuskupan Bogor tahun 2015 membahas topik tentang pentingnya katekese yang berjenjang dan berkesinambungan. Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa katekese bukanlah pilihan, bukan pula tawaran, melainkan sebuah tanggung jawab iman yang diterima semenjak baptisan. Di satu sisi setiap orang yang telah dibaptis berhak untuk mendapat pendampingan iman, di sisi lain setiap orang yang telah dibaptis juga dipanggil dan diutus untuk mendampingi iman sesamanya. Dengan demikian pendampingan iman merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan terus-menerus. Katekese dan pewartaan bukan garapan satu kelompok saja tetapi merupakan usaha bersama yang melibatkan keluarga, sekolah, dan paroki. Seorang ahli bernama Thomas Groome menyebutnya sebagai “total community catechesis” (TCC). Artinya, sejauh mana tim pewartaan dan pengurus di paroki mampu melakukan kerja sama untuk saling mengisi proses pendampingan iman secara integral dan utuh di segala lini, bekerja sama, dan berkoordinasi, dari paroki, keluarga, hingga sekolah di segala jenjang usia.
Keterbatasan jumlah uskup dan imam dibarengi dengan pertumbuhan umat yang semakin meningkat pesat kiranya menjadi tantangan tersendiri bagi Gereja untuk terus mampu melaksanakan pesan Yesus sendiri. Oleh karena itu, peran serta umat beriman menjadi bantuan yang luar biasa dibutuhkan oleh Gereja. Maka, para katekis, entah itu relawan ataupun akademisi menjadi rekan bagi para gembala dalam tugas pewartaan Gereja. Para katekis adalah mereka yang bersedia dan merelakan waktu, tenaga, dan bahkan hartanya untuk tugas mulia ini, tanpa mengharap apa-apa.
Buku ini akan lebih berfokus pada usaha berkatekese secara kontekstual. Proses katekese tidak melulu indoktrinasi ajaran-ajaran. Katekese ju...
Buku ini adalah kumpulan karangan dalam rangka ulang tahun IPPAK ke 50. Karangan-karangan dalam buku ini berisi tentang pandangan dan gagasan berkatekese di belantara globalisasi.
Pertemuan Komisi Kateketik Regio Jawa yang diselenggarakan di Keuskupan Bogor tahun 2015 membahas topik tentang pentingnya katekese yang berjenjang dan berkesinambungan. Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa katekese bukanlah pilihan, bukan pula tawaran, melainkan sebuah tanggung jawab iman yang diterima semenjak baptisan. Di satu sisi setiap orang yang telah dibaptis berhak untuk mendapat pendampingan iman, di sisi lain setiap orang yang telah dibaptis juga dipanggil dan diutus untuk mendampingi iman sesamanya. Dengan demikian pendampingan iman merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan terus-menerus. Katekese dan pewartaan bukan garapan satu kelompok saja tetapi merupakan usaha bersama yang melibatkan keluarga, sekolah, dan paroki. Seorang ahli bernama Thomas Groome menyebutnya sebagai “total community catechesis” (TCC). Artinya, sejauh mana tim pewartaan dan pengurus di paroki mampu melakukan kerja sama untuk saling mengisi proses pendampingan iman secara integral dan utuh di segala lini, bekerja sama, dan berkoordinasi, dari paroki, keluarga, hingga sekolah di segala jenjang usia.
Buku Iman Katolik ini dimaksudkan sebagai buku referensi, informasi, acuan, dan ditujukan terutama kepada mereka yang menjalani tugas pewarta di dalam gereja, khususnya para imam, katekis, dan kepada semua saja yang mencari pengertian tentang Iman Katolik. Buku ini hanyalah sarana dan alat, yang baru mempunyai nilai jika dipergunakan dalam pewartaan dan pemahaman iman, baik secara lisan maupun tertulis atau pribadi maupun kelompok. Selamat membaca!