You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini berisi pengalaman perjalanan penulis di tanah mafia. Banyak pengalaman menarik yang saat diberi makna menjadi punctum-punctum refleksi yang mendewasakan. Perjalanan, hidup, dan pengalaman tidak layak disia-siakan begitu saja, tetapi harus diberi makna.
Suatu hari, seorang uskup salah satu wilayah gerejawi di Brasil mengunjungi daerah pedalaman Amazon. Penduduk setempat yang belum mengenal Kristus, menerimanya dengan tangan terbuka. Uskup yang dikenal mudah bergaul itu pun tinggal beberapa hari di ranah asing tersebut. Rupanya, penduduk menyukainya. Mereka pun sepakat meminta sang uskup tinggal di daerah mereka itu. Namun, sang uskup menolak dengan halus permintaan mereka. Alasannya, ia tak bisa meninggalkan Gereja. Apa boleh buat, penduduk setempat akhirnya merelakan kepergian sang uskup. Dalam kata-kata perpisahannya, tetua adat masyarakat setempat menyampaikan pesan kepada sang uskup. “Lain kali, kalau berkunjung, ajaklah serta juga Ge...
Mata Kuliah Eksegese Perjanjian Lama (PL) Hikmat (FIL 183137-02) kini menemukan wujudnya dalam teks Buku Ajar. Wujud ini menjadi salah bukti bahwa hikmat-kebijaksanaan harus diabadikan dalam dokumentasi tekstual. Pertama-tama, buku ajar ini menjadi sarana bantu bagi para mahasiswa untuk memahami, menganalisis, dan menemukan hikmat-kebijaksanaan yang berasal dari ribuan tahun silam sekaligus mengaplikasikannya dalam hidup hari ini. Selanjutnya, buku ajar ini juga dapat menjadi rujukan bagi mereka yang ingin menghayati hidupnya dalam hikmat-kebijaksanaan. Lebih dari itu, diharapkan para pembaca sebagai orang-orang beriman juga mendapatkan pembinaan iman, olah hidup susila, atau kepentingan-kepentingan seni hidup lainnya.
“Sepatunya bergelimang lumpur di jalan ….” Sekarang kita melihat bahwa tugas pewartaan Kabar Sukacita bergerak dalam keterbatasan bahasa dan tempat. Tugas tersebut berupaya mengomunikasikan secara lebih efektif kebenaran Injil dalam konteks yang khas. Jika kesempurnaan menjadi mustahil, tanpa meninggalkan kebenaran, kebaikan, dan cahaya yang bisa dibawanya, hati misioner menyadari keterbatasan ini dan membuat dirinya “menjadi lemah bersama yang lemah … menjadi semuanya bagi semua” (1Kor. 9:22). Hati misioner tidak pernah menutup diri, tidak pernah berbalik kepada keamanan dan kenyamanan diri, tidak pernah memilih menjadi kaku dan gemar mempertahankan diri. Ia menyadari bahwa pengertiannya tentang Injil serta kemampuannya untuk mempertimbangkan jalan-jalan Roh Kudus juga harus tumbuh, dan dengan demikian ia selalu melakukan kebaikan semampu mungkin, bahkan jika dalam prosesnya, sepatunya bergelimang lumpur di jalanan .... (Paus Fransiskus, EG. 45)
Saya mengundang semua umat Kristiani di mana pun dan dalam situasi apa pun supaya saat ini juga memperbarui perjumpaan personal dengan Yesus Kristus atau sekurang-kurangnya mengambil keputusan untuk membuka diri dan membiarkan-Nya menjumpai kita, serta mencari kesempatan-kesempatan perjumpaan semacam itu setiap hari tanpa henti. Tak ada alasan apa pun yang membuat seorang bisa berpikir bahwa undangan pada perjumpaan itu bukanlah untuk dirinya karena "tak seorang pun dikecualikan dari sukacita yang dibawa Allah"
Gagasan toleransi, yang dewasa ini menjadi bahan perdebatan dan publikasi yang tak terhitung jumlahnya dan tampaknya telah menjadi salah satu gagasan kunci untuk membaca, menafsirkan, dan mengarahkan pilihan moral dan politik suatu masyarakat yang cenderung semakin multikultural, sebenarnya di masa lalu sering berada di garis depan pertimbangan sastrawan, meskipun istilah "toleransi" kadang-kadang diganti dengan ungkapan lain dan ruang aplikasi praktisnya telah berubah, menyebar, semakin bervariasi dan dalam konteks yang kompleks.
Adagium ‘Extra Ecclesia Nulla Salus’ begitu kuat menggema dalam sejarah kekristenan sejak dilontarkan oleh Siprianus tahun 258. Ungkapan yang kurang lebih berarti ‘di luar Gereja tiada keselamatan’ ini menjadi fenomenal justru karena klaim Gereja, yang seolah-olah ingin mengatakan, bahwa keselamatan hanya dapat diperoleh ketika manusia berada dalam kesatuan dengan Gereja. Extra Ecclesia Nulla Salus sebenarnya tidak memiliki makna dan maksud membangun tembok eksklusivitas Gereja. Karena sejumlah kondisi dalam Gereja dan pengaruh tokoh-tokoh di dalamnya, menjadikan penggunaan pernyataan ini dari konteks aslinya demi kepentingan yang berbeda. Selama berabad-abad ada pemahaman keliru men...
Dalam tradisi Yahudi, Taurat merupakan sumber, dasar, dan pedoman hidup orang Yahudi. Taurat dipercaya sebagai jalan yang menuju kepada Allah. Dalam tradisi Kristiani, Taurat yang masuk dalam bagian pertama Alkitab, yaitu Perjanjian Lama, menyimpan kisah, ajaran dan petunjuk yang mampu membangun dan memupuk rasa keberimanan kepada Allah. Taurat yang adalah kumpulan kitab dari Kejadian sampai Ulangan, pantas untuk dihormati sekaligus dipelajari demi perkembangan rasa spiritual, baik dalam tradisi Yahudi maupun Kristiani. Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari Taurat. Namun, tidak mudah mempelajari Taurat, khususnya bagi orang Kristiani (Indonesia). Taurat muncul dengan latar belakang kultu...
Buku Pergilah Kita Diutus berawal dari keprihatinan penulis bahwa dalam pelaksanaan sinode para uskup sedunia 2021-2023, justru tampak kesenjangan antara pemahaman awam secara umum tentang perutusannya dengan harapan Gereja lewat dokumen-dokumen terkait. Kesamaan pemahaman adalah prasyarat untuk “berjalan bersama” sesuai harapan sinode. Harapan Gereja (Konsili Vatikan II), khususnya tentang pemberdayaan awam. Buku ini dimaksudkan sebagai bentuk ambil bagian dengan menyumbangkan bahan bacaan, yang dapat membantu para awam untuk: memahami situasi dunia masa kini, memahami harapan Gereja terhadapnya, memahami panggilan perutusannya, dan memahami bagaimana caranya agar mampu ambil bagian dal...
Dewasa ini kata pelayanan, service, sering digunakan baik dalam ranah rohani maupun ranah profan-bisnis. Namun, pelayanan yang dimaksudkan kerap dilandasi oleh hukum take and gave, sekadar pencitraan, atau mempunyai pamrih tertentu. Masihkah orang mau melayani ketika dia sendiri tidak mendapatkan apa-apa, dikala merugi dan harus banyak berkorban? Apa yang melandasi dan memotivasi orang untuk memberikan pelayanan pada sesama yang membutuhkan? Bagaimana tanggapan kita manakala pelayanan kita justru ditolak dan disalahmengerti? Dalam buku ini kita diajak belajar dari Alkitab sendiri bagaimana seorang Kristen mesti melakukan pelayanan, diakonia, terhadap sesama yang membutuhkan. Kita akan belajar dari semangat pelayanan tokoh-tokoh Alkitab seperti Hamba Yahwe, Nehemia, Maria dan Marta, Kornelius, Paulus, dan Yesus sendiri. Seorang pemimpin hendaklah bersemangat melayani dengan rendah hati. Dan setiap orang Kristen diundang mewujudkan karunia pelayanan yang telah diterimanya sebagai perwujudkan kasih kepada Tuhan dan sesama.