You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Survei membuktikan bahwa agama atau keyakinan adalah salah satu faktor paling krusial yang menyebabkan perpecahan dalam masyarakat. Sepanjang sejarah, berbagai jenis konflik biasanya dilatarbelakangi oleh keyakinan yang berbeda. Di kalangan umat Hindu pun, konflik internal karena perbedaan mantra, tata cara persembahyangan, ista-devata, atau bahkan perbedaan kecil lainnya bisa menyulut konflik yang berlarut-larut. Dalam skup inilah peran cendekiawan Hindu yang netral, mengayomi dan melindungi diperlukan. Cendekiawan Hindu hendaknya dapat berpikir luwes dan mampu mencari titik temu di antara berbagai warna dan rona Hindu. Dengan menggabungkan semua warna itu, Hindu akan menjadi jauh lebih indah dan cantik. Hindu tidak harus seragam. Jadikanlah ia tetap beragam namun senantiasa saling genggam.
Pelaksanaan entas-entas berperan sebagai sarana untuk menjaga identitas sekaligus mengeksplorasi pertentangan budaya. Dalam tradisi Hindu Jawa, kita mengenal serangkaian upacara yang berkaitan dengan pemakaman, mulai dari ngesur tanah saat kematian, diikuti oleh nelung dino (tiga hari setelahnya), mitung dino (tujuh hari kemudian), matang puluh (empat puluh hari), nyatus (seratus hari), mendak sepisan (sehari setelah seratus hari), mendak pindho (dua ratus hari), hingga Nyewu (tiga ratus hari). Kemudian, entas-entas diselenggarakan setelah upacara Nyewu, sebagai tahap penyucian roh leluhur agar dapat melanjutkan perjalanan spiritual menuju Yang Maha Kuasa.
Pelaksanaan sudhi wadani ini tidak hanya dilakukan sebelum melangsungkan pernikahan secara Hindu, tetapi juga ketika ada orang yang secara sadar mulai memeluk Hindu baik individual maupun kolektif. Upacara ini dilakukan atas dorongan diri sendiri dan bukan paksaan dari siapa pun serta dilakukan dengan tulus ikhlas karena sebagai saksi atas dirinya sendiri dan lembaga yang ditunjuk untuk melangsungkan ritual ini sebagai lembaga rohani dan hukum dalam pelaksanaannya. Namun, bagaimana pembinaan umat Hindu mesti dilakukan setelah masuk Hindu melalui upacara sudhi wadani tersebut? Apa saja tugas dan kewajiban sebagai umat Hindu? Buku ini akan mengulas model pembinaan yang dapat dijadikan referensi berharga dalam membina umat di jalan dharma, baik dharma negara maupun dharma agama.
Pendidikan agama yang tertutup dan dogmatis dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap pemeluk agama lain. Hal ini dapat menyebabkan penolakan terhadap orang lain dan menganggap bahwa hanya agama mereka yang benar. Di level pendidikan tinggi, peserta didik yang hanya belajar tentang agama mereka sendiri dapat kesulitan mengenali keberadaan pemeluk agama lain yang berbeda. Hal ini dapat memperkuat kepentingan agama mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan perilaku inklusif dalam menghadapi konflik antaragama di masyarakat. Perilaku inklusif melibatkan menghargai perbedaan dan memotivasi untuk mempelajari perbedaan tersebut. Dengan memahami sisi universalitasnya, kita dapat memperoleh manfaat yang mendukung kehidupan dan tujuan kita.
Menurut kepercayaan Hindu, perempuan harus dihormati dan dilindungi karena dari mereka akan lahir generasi yang baik. Namun, kenyataannya masih banyak perempuan yang mengalami kekerasan dari pihak keluarga, yang seharusnya melindungi mereka. Buku ini hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap beberapa perempuan yang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Buku ini bukan hanya relevan bagi perempuan yang telah menikah, tetapi juga dapat menjadi referensi untuk pendidikan seksual dan pendidikan keluarga untuk mempersiapkan calon suami dan istri menghadapi permasalahan rumah tangga yang berat.
Buku yang inspiratif ini, dapat dijadikan sebagai sebuah bahan acuan, pembanding, pedoman dan sumber oleh para hakim khususnya pada lingkungan peradilan umum, dan dapat juga, membantu semua pihak terutama dari kalangan akademisi, teoretisi, praktisi dan lain sebagainya yang ingin lebih mendalami secara lebih intens, detail dan terperinci tentang Hukum Adat Waris Bali. Paling tidak, buku ini dapat membantu para pembacanya untuk dapat manambah ilmu pengetahuan Hukum Adat Waris Bali, setelah membaca tema-tema utama yang disajikan dalam buku ini, antara lain: - Kajian Pustaka Tentang Hukum Adat Waris dan Karakteristik Hukum Adat Waris Bali; - Sendi-Sendi Pergeseran Hukum Adat Waris Bali dalam Arus Globalisasi Menatap Perkembangan Zaman; - Eksistensi dan Dinamika Hukum Adat Waris Bali dalam Perspektif Masyarakat dan Putusan Pengadilan.
Munculnya revolusi Teknologi Media Digital (TMD) tidak bisa kita tolak. TMD telah menjadi bagian sangat penting dalam membentuk pola kehidupan, pekerjaan, budaya dan identitas manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai bangsa. Tidak ada aktivitas yang tidak melibatkan TMD, dan tanpa disadari kita telah menjadi Ôa digital man.Õ Satu hal yang harus diingat adalah bahwa TMD bersifat ambigu, alias mendua. Pada satu sisi ia menimbulkan aspek positif, tetapi ia juga memunculkan efek negatif. Aspek positif dari TMD adalah ia menciptakan banyak kesempatan baru. TMD telah meruntuhkan batas-batas kultural, bahkan geografis. Orang dari berbagai kultur dan belahan dunia bisa berkomunikasi dan berint...
Buku yang ditulis Prof. Dr. Aksin Wijaya dkk. ini bisa menjadi salah satu rujukan dalam memperdalam penguatan moderasi beragama yang diamanatkan oleh pemerintah. Di dalamnya, kita bukan hanya akan mendapati moderasi beragama dalam tataran konsep-konsep abstrak, melainkan juga variasi metode dan langkah-langkah praksis yang dapat diupayakan. Buku ini mengusung misi bahwa kesadaran menyuarakan moderasi beragama di ruang publik harus dilakukan sebagai sebuah gerakan. Harus dipastikan bahwa menyuarakannya merupakan bagian dari dakwah. Karena itu, tulisan para tokoh agama, akademisi, dan praktisi kerukunan umat beragama yang terkumpul di buku ini sangat kita tunggu untuk semakin membumikan gagasan moderasi beragama dengan berbagai saluran. Darinya, diharapkan kesadaran kita kian terbuka bahwa yang kita perlukan bukanlah memaksakan persamaan, melainkan menghargai perbedaan. Selamat membaca!
“Buku Memimpin dengan Hati: Pengalaman sebagai Kepala BNPT ini adalah kumpulan pengalaman reflektif Penulis selama memimpin BNPT. Tidak ada yang salah dengan pendekatan hukum terhadap masalah terorisme, tetapi masih belum cukup tanpa melibatkan bahasa hati yang membuahkan kearifan. Karya ini adalah kesaksian hidup tentang bagaimana bahasa hati difungsikan dalam upaya meluruskan kiblat mereka yang terpapar oleh terorisme dan mengguncangkan jagat raya kemanusiaan.” —Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif “Pak Suhardi Alius tak hanya kita kenal sebagai praktisi polisi profesional yang memiliki visi dan komitmen, tetapi juga selalu membekali diri dengan self-study yang mendalam sehingga buku i...