You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Since its independence in 1945, Indonesia has experienced decades of rapid social change that have affected every area of life and have reached even the most remote parts of the country. The impact on the experience of the population has been equally significant, especially for those individuals who are over the age of 60 today and have lived through much of this period. This book concerns older members of the Minangkabau ethnic group, one of Indonesia’s many local cultures. The Minangkabau have an ancient matrilineal social structure that is embodied in their local law and customs (adat) and that, in the view of many Minangkabau, is under increasing pressure in the modern context. Today�...
Jika menilik foto gadis-gadis Bali tempo dulu yang bertelanjang dada di masa prakemerdekaan, kita mungkin akan berpikir, Mungkinkah Ken Dedes sang Ratu Singhasari dari kerajaan bercorak Hindu juga bertelanjang dada, bahkan di hadapan rakyatnya? Apakah pemberontakan yang dicanangkan Pangeran Diponegoro hingga memicu Perang Jawa merupakan dalih untuk memahkotai diri lepas dari takhta Mataram? Apakah benar letusan Tambora pernah menyapu peradaban bercorak kesultanan Islam hingga tak berbekas? Apakah benar akar pemikiran Bung Karno adalah ajaran teosofi Tarekat Mason yang dia peroleh dari ayahnya? “Sejarah Nusantara Yang Disembunyikan” merupakan buku berisi fragmen sejarah yang telah berhasil ditemukan, entah itu karena disembunyikan atau tersembunyi (belum ada penelitian yang mengungkap). Buku ini terbagi menjadi empat periode, yaitu masa Hindu-Buddha, masa Islam, masa Kolonial, dan masa Pasca-Kemerdekaan. Tak ada kebenaran yang hakiki. Kebenaran hakiki hanya ada di langit. Begitu pula kebenaran sejarah. Sebab, pada dasarnya, sejarah merupakan diskontinu, seperti kata Foucault.
Agama mempunyai peranan besar dalam memberi arah dan sisi bagi kehidupan manusia, sehingga sikap dan perilaku mereka selalu diwarnai ajaran agama yang dipeluknya. Namun demikian, tak dapat dimungkiri bahwa dalam kehidupannya manusia juga tidak dapat melepaskan diri dari kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta manusia yang lahir dari interaksi dengan sesamanya dan lingkungan masyarakatnya. Masyarakat adalah wadah lahirnya kebudayaan tersebut. Tak ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Hubungan antara keduanya sangat erat. Sementara pada sisi yang lain, agama dan kepercayaan memberi warna pada perilaku masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Pada tahapan inilah terbentuk aneka macam percampuran (asimilasi). Uraian-uraian materi dari buku persembahan penerbit Kencana (Prenadamedia Group) ini, sebagian adalah hasil observasi dan elaborasi pemikiran dari penulis yang dikembangkan dengan meminjam hasil-hasil pemikiran para ahli yang memiliki perhatian terhadap persoalan agama dan kebudayaan.
"Kekuatan kiai sebagai sumber perubahan sosial, bukan saja pada masyarakat pesantren tapi juga pada masyarakat sekitarnya." --Horiko Horikhosi, Penulis Buku Kiai dan Perubahan Sosial "...ilmu adalah tujuan mereka; ikatan pikirannya; dan cinta adalah darahnya. Mereka laksana bangunan kokoh yang tersusun dari berbagai raga tapi jiwa mereka satu." --Yusri Abdul Ghani Abdullah, Penulis Historiografi Islam: Dari Klasik hingga Modern "Para kiai selalu terjalin oleh intellectual chains (rantai intelektual) yang tidak terputus. Ini bukti adanya hubungan intelektual yang mapan antarkiai dan antargenerasi. Hubungan intelektual yang disebut rantai transmisi atau sanad sebuah bukti authenticity atau keabsahan ilmu dan jaminan ilmu..." --Zamakhsyari Dhofier, Penulis Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. Buku ini mencoba menghimpun dan menyuguhkan kepada Anda terkait sepak terjang ulama Nusantara sebagai Cultural Broker bagi masyarakat sekitarnya. Buku ini juga menelisik aktivitas keilmuan, kehidupan sosial, hingga sumbangsih mereka kepada bangsa Indonesia.
Traditional handwoven of Mandar silk in Sulawesi Barat, Indonesia.
Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menjamin kebebasan umat beragama untuk menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini bertujuan agar terciptanya kerukunan antar umat beragama yang seimbang dan harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kerukunan antar umat adalah relasi sesama pemeluk agama yang saling menghargai, menghormati dalam menjalankan pengalaman keagamaan yang diyakininya tanpa mengganggu penganut agama lain (Nazmudin, 2018:27-28). Itu adalah dasar kerukunan yang berlandasan filosofis-yuridis-konstitusional. Selain itu dasar kerukunan umat beragama adalah perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang penuh dengan keberagaman sampai pada masa proklamasi kemerdekaan
Buku yang bertajuk Politik Primordialisme Dalam Pemilu di Indonesia berusaha merekam suasana batin, gerak, dan dinamika politik yang terjadi pasca runtuhnya kekuasaan Soeharto dan dimulainya pelaksanaan proyek politik desentralisasi. Suasana batin yang terjadi dalam pengimplementasian politik desentralisasi adalah mengerasnya politik primordialisme dalam perebutan jabatan publik dan pengisian jabatan strategis dalam tubuh birokrasi daerah. Ekspresi politik primordialisme dihadirkan dalam bentuk etnisitas, politik dinasti atau politik kekerabatan, kehadiran bangsawan lokal, dan pengaktifan adat sebagai norma dan identitas diri masyarakat lokal. Ekspresi primordialisme mengemuka dan mengeras dalam ajang pemilihan kepala daerah dan pengisian jabatan dalam tubuh birokrasi. Tidak hanya itu, pemilihan kepala daerah juga bisa disulap menjadi arena pertarungan nyata politik primordialisme.
Islamization of Gowa kingdom in South Sulawesi in the 16th-17th centuries.