You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Tak ada yang istimewa jika kemudian “Kata Lain Dunia” ini lahir sebagai kesaksian cinta sekelompok anak muda terhadap ibu mereka. Buku yang merupa-kan kumpulan puisi ini merupakan sarana untuk mengungkapkan perasaan cinta anak kepada ibu, yang barangkali tidak secara langsung dapat mereka sampaikan kepada ibu. buku ini dapat menjadi bacaan yang menarik, literatur yang ber-harga bagi generasi muda, bukan tidak mungkin menjadi referensi bagi generasi muda lainnya yang ingin belajar menulis puisi untuk mengungkapkan perasaannya. Kami juga berharap semoga karya ini bukan yang menjadi yang pertama sekaligus yang ter-akhir, tetapi berkelanjutan. Kami menantikan karya-karya selanjutnya para anak muda ini di masa-masa berikutnya.
Buku ini ialah bentuk eksistensi dan konsistensi Peneleh Research Institute dalam menyajikan beragam ilmu dan penelitian untuk masyarakat luas, meski dihadapkan dengan berbagai keterbatasan di tengah pandemi Covid-19. Setelah sebelumnya, semua peneliti sebagai kontributor dalam buku ini mengikuti Workshop “Netnografi Riset Berbasis Media Sosial” secara daring selama dua hari, mulai tanggal 4 sampai dengan 6 Juni 2021. Adanya pandemi Covid-19 tidak menjadi halangan bagi Peneleh Research Institute untuk senantiasa berkarya menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, sebagai bentuk pemberdayaan cendekia (aktivis peneleh) guna meningkatkan produktivitas di masa pandemi.
This book examines the role of the international community in the handover of the Dutch colony of West Papua/Irian Jaya to Indonesia in the 1960s and questions whether or not the West Papuan people ever genuinely exercised the right to self-determination guaranteed to them in the UN-brokered Dutch/Indonesian agreement of 1962. Indonesian, Dutch, US, Soviet, Australian and British involvement is discussed, but particular emphasis is given to the central part played by the United Nations in the implementation of this agreement. As guarantor, the UN temporarily took over the territory's administration from the Dutch before transferring control to Indonesia in 1963. After five years of Indonesian rule, a UN team returned to West Papua to monitor and endorse a controversial act of self-determination that resulted in a unanimous vote by 1022 Papuan 'representatives' to reject independence. Despite this, the issue is still very much alive today as a crisis-hit Indonesia faces continued armed rebellion and growing calls for freedom in West Papua.
Buku ini berjudul Kisah Abdi di Desa Cipari. Sebuah judul yang menyiratkan secara jelas isi di dalamnya, yaitu sebuah pengabdian. Kata abdi yang menjadi judul dan kata dasar dari pengabdian memiliki beragam arti. Salah satu arti yang relevan dengan konteks KKN ini adalah arti pelayan. Arti ini kemudian menjiwai setiap program kerja yang dilakukan oleh sepuluh mahasiswa peserta KKN ini. Mereka digerakkan oleh spirit menjadi pelayan bagi kemaslahatan masyarakat. Selain itu, dalam arti lain diksi abdi juga mengindikasikan sikap kerendahan hati, lawan dari kesombongan dan kecongkakan. Pengertian kedua ini senafas dengan pengertian pertama, bahwa dalam melakukan pelayanan (baca: pengabdian) kepada masyarakat seseorang itu harus bersikap ramah, sopan dan rendah hati. Hal ini dilakukan agar semuag program mereka berjalan dengan baik. Alhasil, pembaca mendapati beragam kisah dan cerita yang digoreskan oleh sepuluh peserta KKN ini menyiratkan sebuah pengabdian yang didasari oleh sikap yang tulus, ikhlas dan rendah hati.
Self-Love Penulis : Komunitas Penulis Indonesia ISBN : 978-623-6429-91-4 Terbit : Agustus 2021 Sinopsis : Tak perlu berjuang terlalu keras untuk menjadi sempurna jika itu membuatmu selalu terluka. Cukup berjuang menjadi diri sendiri dan abaikan komentar orang lain. Karena setiap manusia pasti bersinar dengan cahayanya masing-masing. Happy shopping & reading
"Cultures around the World: Exploring the 8 Elements of Culture" takes readers on an immersive and enlightening journey across continents, providing a captivating exploration of the fundamental elements that shape the diverse cultures of our world. Delving into the eight essential elements of culture – social organization, government, economy, religion, language, arts and literature, history, customs, and traditions – this book offers a comprehensive understanding of how these elements manifest in different societies.
'NDiaye is a hypnotic storyteller with an unflinching understanding of the rock-bottom reality of most people's life.' New York Times ' One of France's most exciting prose stylists.' The Guardian. Obsessed by her encounters with the mysterious green women, and haunted by the Garonne River, a nameless narrator seeks them out in La Roele, Paris, Marseille, and Ouagadougou. Each encounter reveals different aspects of the women; real or imagined, dead or alive, seductive or suicidal, driving the narrator deeper into her obsession, in this unsettling exploration of identity, memory and paranoia. Self Portrait in Green is the multi-prize winning, Marie NDiaye's brilliant subversion of the memoir. Written in diary entries, with lyrical prose and dreamlike imagery, we start with and return to the river, which mirrors the narrative by posing more questions than it answers.
Yoshiro thinks he might never die. A hundred years old and counting, he is one of Japan's many 'old-elderly'; men and women who remember a time before the air and the sea were poisoned, before terrible catastrophe promted Japan to shut itself off from the rest of the world. He may live for decades yet, but he knows his beloved great-grandson - born frail and prone to sickness - might not survive to adulthood. Day after day, it takes all of Yoshiro's sagacity to keep Mumei alive. As hopes for Japan's youngest generation fade, a secretive organisation embarks on an audacious plan to find a cure - might Yoshiro's great-grandson be the key to saving the last children of Tokyo?