You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Di kalangan masyarakat umum, Wali Sanga dikenal sebagai orang-orang shalih yang menjadi perantara masuknya Islam ke Nusantara, khususnya di pulau Jawa. Di tangan para Wali Sanga inilah, Islam diterima dengan baik dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ada sembilan wali yang sangat terkenal di masyarakat hingga saat ini. Mereka adalah Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim), Sunan Drajat (Raden Qosim), Sunan Giri (Raden Paku), Sunan Kalijaga (Raden Syahid), Sunan Kudus (Ja'far Shadiq), Sunan Muria (Raden Umar Said), dan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Selain terkenal dengan kealiman dan keshalihannya, para Wali Sa...
Sunan Muria berdakwah mengikuti jejak ayahnya, Sunan Kalijaga. Ia menggunakan pendekatan-pendekatan yang halus, tidak frontal, tidak keras, apalagi melalui jalan peperangan. Sasaran dakwahnya adalah para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata. Sunan Muria menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempat tinggalnya di Gunung Muria, salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya di sebelah utara kota Kudus. Tetapi tidak hanya itu, Anda akan mendapatkan uraian lengkapnya di buku ini tentang Sunan Muria sebagai salah satu wali yang berdakwah di Tanah Jawa. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Muria.
Sunan Gresik adalah orang Maroko. Istrinya orang Vietnam bernama Dewi Candrawulan. Anaknya dua orang, yaitu Raden Santri Ali (juga disebut Sunan Gresik) dan Raden Rahmat (Sunan Ampel). Sunan Gresik datang ke Indonesia pada zaman kejayaan Majapahit. Agama resmi kerajaan saat itu adalah Hindu dan Buddha. Dikatakan, Sunan Gresik datang ke Tanah Jawa untuk mengislamkan Raja Majapahit. Apa betul demikian? Wah, ini pasti seru dan menegangkan keadaannya. Tetapi untuk lebih jelasnya, marilah kita menyimak buku ini yang mengulas secara detail dan komplet tentang sejarah hidup dan perjuangan dakwah Sunan Gresik di Tanah Jawa. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Gresik.
Ketika Kerajaan Majapahit dilanda perang saudara, kekacauan terjadi di mana-mana. Perjudian, perampokan, pemerkosaan, bermain perempuan, dan kebobrokan-kebobrokan lainnya marak terjadi. Kerajaan Majapahit menjadi kacau-balau karena ajaran agama semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, Prabu Sri Kertawijaya mengundang Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat, yang kelak terkenal dengan sebutan Sunan Ampel, yang masih berada di Campa, agar datang ke Tanah Jawa dan mengajarkan agama kepada penduduk Jawa. Bagaimana sejarah hidup dan perjuangan Sunan Ampel di Tanah Jawa? Buku ini memberikan jawabannya secara detail dan komplet. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Ampel.
Sunan Gunung Jati lahir di Pasai. Ayahnya bernama Maulana Umdatuddin al-Hasyimi, seorang sultan Bani Ismail di Mesir dan Bani Israil di Palestina. Ibunya bernama Nyai Rara Santang binti Sri Baginda Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Pada 1527 M, Sunan Gunung jati merebut Sunda Kelapa dari kekuasaan Pajajaran. Ia juga ikut ambil bagian dalam perjalanan tentara Demak menyerang Pasuruan. Kemudian, ia pindah ke Cirebon. Ia wafat di sana sekitar tahun 1570, dan dimakamkan di Bukit Gunung Jati sehingga mendapat julukan Sunan Gunung Jati. Nah, buku yang ada di tangan Anda ini mengupas sejarah hidup dan perjuangan dakwah Sunan Gunung Jati di Tanah Jawa secara detail dan komplet. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Gunung Jati.
Sunan Drajat adalah anak dari Sunan Ampel. Itu artinya, Sunan Drajat merupakan saudara kandung Sunan Bonang, ipar Sunan Giri, ipar Sunan Kalijaga, dan ipar Raden Patah Sultan Demak. Atas keberhasilan perjuangannya dalam mengembangkan agama Islam, maka pada tahun 1484 M, Raden Fatah (Sultan Demak I) mengukuhkan Sunan Drajat sebagai penguasa tanah perdikan Drajat dengan gelar dan sebutan Sunan Mayang Madu. Bagaimana sejarah hidup dan perjuangan dakwah Sunan Drajat di Tanah Jawa? Buku ini memberikan jawabannya secara detail dan komplet. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Drajat.
Sunan Kalijaga lahir di Tuban. Ayahnya bernama Tumenggung Wilwatikta. Nama asli Tumenggung Wilwatikta adalah Aria Teja, putra dari Aria Wiraraja, Bupati Sumenep di Pulau Madura. Sunan Kalijaga penuh dengan kreativitas dalam berdakwah. Wali yang bernama asli Raden Syahid ini adalah ulama besar, pernah menjadi penasihat keraton, seniman mumpuni, dan arsitek yang ulung. Tetapi, sebelum itu, ia diusir oleh sang ayah dari lingkungan istana. Ia lalu mengembara tanpa arah dan tujuan. Sampai di kemudian hari ia kesohor sebagai perampok ulung. Nama lapangannya adalah Lokajaya. Bagaimana sebenarnya sejarah hidup dan perjuangan dakwah Sunan Kalijaga di Tanah Jawa? Buku ini memberikan jawabannya secara detail dan komplet. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Kalijaga.
Sunan Kudus memiliki kepribadian multikultural. Hal ini dapat dilihat melalui strategi dakwahnya yang menggunakan pendekatan kultural. Ia memperhatikan dan menghormati unsur-unsur tradisi atau adat-istiadat lama yang sudah berkembang di masyarakat. Artinya, walaupun ia membawa nilai-nilai baru, tetapi ia tetap berangkat dari kesadaran toleransi dan penghargaan terhadap unsur-unsur dalam masyarakatnya. Walaupun Sunan Kudus terkenal dengan nama daerah di Kudus, tetapi ia bukanlah asli orang Jawa. Ia berasal dan lahir di al-Quds, Palestina. Kemudian, ia berhijrah ke Tanah Jawa bersama kakek, ayah, dan kerabatnya. Nah, bagaimana sejarah hidup dan perjuangan dakwah Sunan Kudus di Tanah Jawa? Uraian lengkapnya hanya ditemukan di dalam buku ini. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Kudus.
Sunan Giri bernama asli Jaka Samudra. Lahir sekitar tahun 1365 M di Blambangan. Ayahnya orang Aceh. Ibunya bernama Dewi Sekardadu anak Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan. Menginjak dewasa, Jaka Samudra menimba ilmu ke Pasai, sembari menemui sang ayah di sana. Kelak, Jaka Samudra mendirikan “Pesantren Giri” di Desa Sidomukti, Kebomas. Muridnya bertebaran sampai mancanegara, seperti Tiongkok, Mesir, Arab, dan Eropa. Siapakah gerangan Jaka Samudra, cucu Raja Blambangan itu? Bagaimana sejarah hidup dan perjuangannya di Tanah Jawa? Buku ini memberikan jawabannya secara detail dan komplet. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Giri.
Ayah Sunan Bonang adalah Sunan Ampel, yang berasal dari Campa (Kamboja). Sedangkan ibunya bernama Dewi Candrawati, putri dari Prabu Brawijaya Raja Majapahit. Sunan Bonang berdakwah di sisi utara Pulau Jawa, yaitu di Tuban, Pati, Pulau Madura, dan Pulau Bawean. Ia juga memiliki andil besar terhadap pendirian kerajaan Islam pertama di Nusantara, Kerajaan Islam Demak. Bagaimana sejarah hidup dan sepak terjang Sunan Bonang dalam berdakwah di Tanah Jawa? Buku ini memberikan jawabannya secara detail dan komplet. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Bonang.