You may have to register before you can download all our books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Tanaman Upakara yang ditanam di Ashram Gandhi Puri merupakan tanaman langka tetapi sangat penting di dalam pelaksanaan upacara di Bali. Pengabdian berbasis Pengambilan tema penanaman tanaman upakara ini bertujuan untuk melestarikan tanaman upakara yang keberadaannya semakin langka. Melalui penanaman tanaman upakara ini, disamping upaya melestarikan tanaman agar tidak terjadi kepunahan, juga terkait bagaimana memudahkan masyarakat mencari tanaman ini ketika diperlukan saat melakukan upacara.
Kelapa menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Bali. Seluruh bagian kelapa bisa dimanfaatkan baik sebagai bahan bangunan, kerajinan, hingga bahan upacara. Hampir tidak ada upacara keagamaan Hindu di Bali yang tidak memakai unsur kelapa. Minimal, ada janur kelapa yang pasti dipakai. Menurut sejarah dalam kitab-kitab suci Hindu, kelapa diturunkan dari swargaloka sebagai tanaman kalpataru, yang memenuhi segala kebutuhan manusia. Karena itu, masyarakat Bali memiliki berbagai jenis kelapa yang dianggap memiliki kekuatan suci dan digunakan dalam berbagai tujuan sakral.
Sinergi antara rumah, sekolah, dan masyarakat memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk fondasi karakter siswa. Melalui kerjasama yang kuat antara ketiga pihak ini, kita dapat memberikan pendidikan yang holistik kepada siswa yang tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pengembangan karakter yang kuat. Berdasarkan hasil riset, sinergi ini sebaiknya dibentuk melalui komunikasi yang terbuka, kolaborasi yang aktif, dan dukungan yang saling melengkapi antara rumah, sekolah, dan masyarakat.
Dr. Jose Pereira menyatakan bahwa: Teologi Hindu adalah titik puncak intelektualitas dunia yang paling kuno dan variatif, karena berasal dari filsafat India, yang saat ini sangat populer di Negara Barat. Teologi Hindu ini sebanding dengan teologi Kristiani berdasarkan atas organisasionalnya yang sangat arsitektonik dan juga untuk pandangan-nya yang amat mendalam. Tetapi teologi Hindu melebihi Kristiani dalam hal keantikannya dan juga filsafat keagamaannya yang amat unik. Teologi Hindu Muncul pada milenium ke-2 S.M, Teologi Hindu telah berkembang sekitar abad ke-7 dan mengalami kristilasasi pada era antara abad ke-7 S.M – 17 M kemudian disebut sebagai abad Milenium Teologi Hindu. Dr. Jose P...
Buku ini adalah panduan yang komprehensif untuk mempelajari bahasa Sankerta dan Aksara Devanagari. Dengan pendekatan yang sistematis, buku ini membawa pembaca melalui perjalanan yang mendalam ke dalam aspek-aspek dasar bahasa yang kaya sejarah ini. Di dalamnya, pembaca akan menemukan penjelasan yang jelas tentang struktur bahasa Sankerta, termasuk tata bahasa dasar, fonologi, morfologi, dan sintaksis. Selain itu, pembahasan yang rinci tentang Aksara Devanagari memungkinkan pembaca untuk memahami dan menggunakan sistem penulisan ini dengan tepat. Buku ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh praktis, latihan-latihan, dan studi kasus yang membantu pembaca dalam memperkuat pemahaman. Dengan materi yang terorganisir dengan baik, buku ini cocok sebagai panduan bagi mereka yang ingin memahami dasar-dasar bahasa Sankerta serta mempelajari cara membaca dan menulis menggunakan Aksara Devanagari.
Buku berjudul Tasrifan dalam Bahasa Sanskerta ini sengaja disusun untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang tasrifan dalam Bahasa Sanskerta. Segala hal yang terkait dengan tasrifan disertai dengan contoh-contoh kalimatnya tersaji dalam buku ini. Selain itu kami juga menambahkan contoh bacaan dan daftar kata dalam bahasa Sanskerta terkait tasrifan tersebut. Buku ini bisa dijadikan sebagai pegangan bagi para dosen dan mahasiswa dalam menguasai pengetahuan pada mata kuliah Bahasa Sanskerta. Di samping itu, buku ini juga bisa dimanfaatkan oleh mereka yang menekuni kesusastraan Hindu, arkeologi, dan lain-lain. Semoga keberadaan buku membawa manfaat untuk kita semua.
Membaca sloka dan puja mantra memiliki aturan baku. Ilmu mengenai aturan persajakan klasik ini disebut prosodi. Aturan-aturan baku tersebut tertuang dalam bentuk wretta dan matra sehingga dalam persajakan Sanskerta (yang kemudian diadopsi dalam kesusastraan Jawa kuno) terdapat banyak sekali metrum. Dengan mengetahui cara membaca sloka dan mantra tersebut dengan tepat, tidak hanya ketepatan yang diperoleh, tetapi juga rasa dan makna. Gabungan ketiganya niscaya akan bermanfaat. Buku ini akan bermanfaat bagi umat Hindu yang belajar mengucapkan pūja mantra, lebih-lebih bagi pembina, pelatih, dewan juri dan peserta utsawa (lomba) Dharmagītā khususnya dalam bidang membaca śloka dan kakawin serta menghapal śloka dan mantra.
Secara teologi Hindu Sang Garuda sangat mempengaruhi ritual Hindu ini dapat ditemukan ketika upacara keagamaan menggunakan air suci bernama tirtha amerta sebagai wangsuhpada atau basuhan kaki Tuhan, supaya terbebas dari segala kemelekatan. Sang Garuda tidak hanya terdapat pada peradaban Hindu dan Budha di India tokoh Sang Garuda muncul juga di beberapa negara besar lainnya seperti Thailand, Jepang, dan Indonesia. Khususnya dalam Susastra Weda Sang Garuda disebut sebagai burung matahari seperti rajawali dan raja burung. Garuda disebutkan dalam Rigweda sebagai dewa surgawi dengan sayap, dan burung yang kuat, sebutan rajawali sebagai simbol keberanian, kegigihan, kemasyuran dan kemegahan serta berkarisma karena semua pujian ditujukan pada burung rajawali, selain itu burung juga dimaknai sebagai atman atau purusa yang menghidupi tubuh manuasia, sehingga sosok sang Garuda dapat dikatakan sebagai simbol keberhasilan untuk mencapai tingkatan yang tertinggi dalam evolusi atman.
Buku ini menjadi sebuah jawaban tentang pola pembelajaran Bahasa Sanskerta yang ringan dan sederhana dilengkapi dengan pengintegrasian nilai Agama Hindu didalamnya. Dalam upaya menjaga kelestarian Bahasa Sanskerta, maka buku ini menjadi buku wajib untuk dibaca, semoga dengan terbitnya buku ini dapat mengisi ruang kosong pembelajaran bahasa Sanskerta sebagai bahasa pengantar Kitab Suci Hindu. Akhir kata, semoga buku ini mendapat tempat khusus bagi pembaca dalam upaya menjaga kelestarian Bahasa Sanskerta sebagai Bahasa Pengantar Kitab Suci Hindu.
Buku ini adalah sebuah tulisan yang menuliskan cerita Mahabharata dengan berbahasa Indonesia dan bertuliskan huruf Devanagari, hal ini dikarenakan membaca tulisan dengan huruf Devanagari mungkin masih sangat sulit sekali apalagi dengan berbahasa Sanskerta yang sudah tidak tahu membaca dan juga tidak tahu artinya. Dari hal tersebut penulis menuliskan cerita dengan delapan belas parwa dalam Mahabharata dengan huruf Devanagari, sehingga dari hal tersebut bagi pembaca atau kalangan awam masih bisa memahami isi dari buku ini, dan dengan membaca dari cerita tersebut akan lebih mudah dimengerti. Buku ini juga sudah menyajikan bagaimana sejarah Bahasa Sanskerta secara singkat, pengenalan secara singkat huruf Vokal, Konsonan serta cara membaca dan menulisnya serta disajikan beberapa contoh-contohnya. Dilengkapi juga penulisan angka dalam Devanagari.